Kekasihnya Tewas Dimutilasi, Wanita Ini Tuntut Putra Mahkota Saudi

Seorang wanita bernama Hatice Cengiz bersama dengan kelompok hak asasi manusia (HAM), Democracy for the Arab World Now (DAWN) menuntut putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) ke pengadilan Amerika Serikat (AS) pada Selasa (20/10/2020). MBS dituntut atas tuduhan memerintahkan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Cengiz sendiri adalah keksaih Khashoggi dan menuntut keadilan atas kematian mengenaskan kekasihnya itu. Khashoggi tewas 2 Oktober 2018 di Istambul Turki dengan cara mengenaskan. Ia dibunuh di Konsulat Arab Saudi di Istambul saat hendak mengurusi dokumen pernikahannya dengan Cengiz yang warga Turki. Hingga kini, tubuhnya tak pernah ditemukan. Diduga, jasad Khashoggi dimutilasi dan disiram air keras, lalu di buang.
"Saya berharap kita mencapai kebenaran dan keadilan bagi Jamal (Khashoggi) melalui gugatan ini," kata Cengiz, sebagaimana dilansir Reuters pada Selasa (20/10). Selain MBS, 20 orang lainnya juga digugat Cengiz.
Cengiz menyatakan dirinya percaya pada sistem peradilan sipil di Amerika Serikat untuk memberikan keadilan pada dirinya. Ia yakin pada akuntabilitas peradilan disana.
"Jamal percaya bahwa di Amerika segala sesuatu mungkin terjadi. Saya juga percaya pada sistem peradilan sipil Amerika untuk mendapatkan keadilan dan akuntabilitas," tegas Cengiz.
Dalam konferensi video, pengacara Cengiz dan DAWN mengatakan fokus gugatan itu adalah penahanan putra mahkota Saudi itu oleh pengadilan AS. Sementara lembaga DAWN mengatakan bahwa motif pembunuhan sangatlah jelas, yaitu untuk menghentikan aksi advokasi Khashoggi di AS dalam rangka menegakkan reformasi di dunia Arab.
"Untuk reformasi demokrasi di dunia Arab," tulis lembaga itu dalam gugatannya.
Terkait kasus ini, MBS selalu membantah bahwa dirinya terlibat atau memerintahkan pembunuhan tersebut. Tercatat, ada dua pengadilan hukum yang dijalankan terkait kasus ini, yaitu di Arab Saudi dan Turki. Di pengadilan Saudi, lima terdakwa pembunuh Khashoggi dihukum antara tujuh hingga 20 tahun. Padahal, sebelumnya pengadilan menjatuhkan vonis hukuman mati. Pegurangan hukuman terjadi setelah putra Khashoggi memberi maaf kepada para pembunuh ayahnya.
Sementara dalam pengadilan Turki, jaksa penuntut umum mengklaim wakil kepala intelijen Saudi bernama Ahmed al-Assiri dan penasihat pengadilan kerajaan Saud al-Qahtani bertanggung jawab dan memimpin operasi. Mereka secara resmi didakwa pada Maret 2018 melakukan provokasi hingga terjadi pembunuhan dengan sengaja. Jaksa telah membuat surat penangkapan, namun para tersangka tidak berada di Turki.
Editor: Jahziel
artikel terbaru