Ini Dia Pengasingan Para Orang Hebat Di Boven Digoel Kakek Teddy Rusdy Masuk ke Dalamnya

Wulandari Astiani

Teddy Rusdy lahir di kawasan Tanah Abang, Jakarta pada 11 Mei 1939 ini merupakan putra dari Hayuni Mathamin dan Nyi Mas Rodiah. Sejak masih kecil dirinya sudah mengalami segala kesusahan ketika Indonesia masih di bawah kekuasaan Belanda, Jepang, dan sampai pada akhirnya merdeka pada 17 Agustus 1945.

Namun dirinya masih ingat jelas ketika kakeknya yang merupakan ayah dari ibunya, Haji Muhammad Zis pulang dari pengasingan di Boven Digoel. Yai Zis begitulah Teddy memanggilnya, kakeknya itu merupakan seorang aktivis Syarikat Islam di Banten yang diasingkan ke Digoel, Papua, pada 1929. Ketika Teddy berusia 10 tahun, akhirnya Yai Zis pulang tepatnya pada tahun 1949.

“Peristiwa itu saya ingat secara kental, sekaligus peristiwa tersebut juga menanamkan dan membentuk pribadi cinta tanah air pada diri saya,” kata Teddy.

Dalam kamus perjuangan Indonesia, mereka yang pernah dibuang ke Digoel adalah mereka yang dihormati dan disegani. Seperti Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Haji Agus Salim, dan Sayuti Melik adalan di antara nama pejuang yang pernah diasingkan ke sana.

Dalam aspek perjuangan kemerdekaan, mereka menjadi teladan, mereka mempertahankan keyakinan tentang kemerdekaan Indonesia dan memilih untuk diasingkan dari pada harus berkompromi. Dan Yai Zis termasuk ke dalam kelompok ini. Darah perjuangan mengalir deras di tubuh Teddy. Maka dari itu, Teddy menghabiskan seumur hidupnya untuk mengabdi kepada negerinya, tanah air yang dia cintai sepenuh hati.

 

Sumber : tribunnews.com 

artikel terbaru